Mari Menginspirasi! Oh Ternyata! Perjalanan Hati

Friday 1 August 2014

Cerita Sam: 4S

Sahabat, ya sahabat terbaik kadang tidak datang dari lingkungan terdekat kita, namun dari orang-orang yang dipertemukan. Di antara semua temanku, mungkin 4S adalah sahabat terbaikku. Aku memiliki tim LKTI yang beranggotakan Satria sebagai ketua, Aku, Simon, dan Seto, kami menamakan diri kami sebagai 4S.

Berangkat dari jurusan dan fakultas yang berbeda-beda hobi kami disatukan lewat kompetisi debat dimana keempatnya adalah semifinalis dan akhirnya Satria yang saat itu keluar sebagai pemenangnya. Menarik, karena kami jauh lebih menonjol dibanding peserta lainnya sehingga sejak babak penyisihan pun semua penonton dan peserta sudah menduga bahwa kami akan maju ke babak semifinal. Bagiku, 4S bukan hanya sekadar tim LKTI saja, tapi juga sahabat-sahabat karibku. Dan layaknya perjalanan persahabatan, lika-liku pertengkaran pasti menghiasi perjalanan kami. Salah satunya adalah saat pergelaran LKTI Nasional kami yang kedua.

***

Saat itu pergelaran LKTI Nasional sudah di depan mata, kami kini harus berpikir dan bekerja ekstra keras untuk menyususun tulisan yang menarik. Aku saat itu bukan mahasiswa yang senang berorganisasi, bagiku menulis menjadi sesuatu yang lebih menarik dibandingkan menjadi organisatoris yang hanya berkutat dalam politik. Ya, aku cukup trauma dengan kehidupan organisasi di kampusku, dimana kapabilitas dikalahkan oleh kepentingan orang-orang terbatas. Oleh karena itu dunia penulisan inilah yang akhirnya mampu mengubah hobi menjadi prestasi bagiku.



LKTI Nasional saat itu cukup menantang dimana peserta harus mengangkat tema pelestarian budaya. Aku satu-satunya yang berasal dari fakultas sosial sehingga dalam LKTI ini aku bertanggung jawab penuh mengenai topik yang akan diangkat. Satria, Simon, dan Seto yang berasal dari fakultas eksakta yang nantinya akan memasukkan bagian sains dan teknologi di dalamnya.

Mencari dan menentukan topik bukan perkara mudah, harus menarik dan unik. Pelestarian budaya, cukup luas cakupannya namun cukup spesifik untuk hal-hal yang menarik. Aku perlu membaca beberapa referensi sebelum akhirnya mengangkat topik. Tidak begitu yakin tapi aku tetap menginginkan topik tersebut yang diangkat dan meyakinkan 4S lainnya bahwa topik tersebut dapat dijadikan bahan karya tulis kami. Memang cukup sulit memasukkan bagian sains dan teknologi di dalamnya, tapi justru itu yang membuat kami semakin merasa tertantang untuk menciptakan karya tulis yang lebih baik lagi.

***

Deadline pengumpulan tinggal sebulan lagi dan naskah kami masih baru mencapai tiga perempatnya. Belum lagi revisi pembimbing kami nantinya. Aku akhirnya mengorbankan banyak waktuku untuk menyelesaikan naskah kami. Tanpa terasa, beberapa jam kuliah pun terpaksa kutinggalkan. Ya, mahasiswa di kampusku juga punya jatah cuti untuk tiap mata kuliah maksimal dua kali absen, karena 80% kehadiran cukup sebagai syarat mengikuti UAS. 

Aku cukup percaya diri untuk meninggalkan beberapa mata kuliahku karena memang terasa lebih mudah meninggalkan pelajaran berbau sosial dibanding pelajaran berbau ilmu eksak. Terlebih lagi aku sangat terobsesi dengan LKTI karena tahun lalu kami telah berhasil mempertahankan tulisan kami sampai babak semifinal. Sayangnya kondisi ini berbanding terbalik dengan ketiga temanku. Kesibukan praktikum dan laporannya membuat Satria, Simon, dan Seto tidak serajin aku mempersiapkan naskah kamu. Bahkan tidak jarang aku harus mengerjakan naskah kami di depan perpustakaan hingga larut malam.

Sedih? Tidak, aku tidak pernah merasa sulit dengan keadaan ini. Bahkan kadang aku merasa Tuhan sering menghiburku dengan mendatangkan Angkasa saat aku mengerjakan naskah ini di depan perpustakaan. Melihatnya cukup untuk memberikan semangat menulis lagi di kala aku mulai penat dengan baris kata-kata di layar kaca laptopku. Hadirnya memberikan banyak inspirasi untuk kutulis menjadi naskah karya tulis ini.


~ bersambung

Saturday 26 July 2014

Samudera Angkasa: Menuju Bagian Utama

Demikian prolog 1 (Cerita Sam) dan 2 (Cerita Acha) dari cerita Samudera Angkasa. Bagian utama dari cerita ini akan tersaji dalam tiga bentuk, Samudera Angkasa yang mencakup bagian umum dari cerita, dan disisipi dengan Cerita Sam dan Cerita Acha untuk menceritakan kejadian yang sama namun dalam sudut padang yang berbeda. Terus ikuti perjalanan cerita mereka setiap hari Jumat pukul empat belas nol empat waktu Indonesia bagian barat :)

Friday 25 July 2014

Prolog 2: Cerita Acha

cinta kita laksana samudera angkasa begitu luas tak terbatas

"akulah angkasa hatimu, tempat dimana kau menggantungkan sebuah harapan kepada Tuhan, berangan-angan tentang sebuah kesempurnaan. akulah angkasa hatimu." ~ Mikasa S. Zahra

Hujan malam menciptakan embun di kaca bus yang mengantarkanku menuju kota perantauan. Memicu keresahan, keinginan untuk menuliskan nama untuk sekadar melepas kegundahan. Aku tak dapat tertidur dalam perjalanan singkat ini, ya perjalanan yang singkat karena kampung halamanku hanya berjarak 70Km dari tempat aku menuntut ilmu. Aku tak dapat tertidur, entah hujan malam ini membuatku ingin tetap terjaga menikmati hawa dinginnya. Membuatku ingin menyaksikan tiap butirnya jatuh membasahi bumi dan dinding kaca, hanya untuk sekadar menemaniku membuka mata.

"Mba Acha sudah sampai dimana?" suara dari adik tingkat yang satu kos denganku menelepon ke ponselku.

"Mba sudah hampir masuk terminal de, kamu belum ngantuk kan ya? Maaf ya mba jadi ngerepoti." jawabku merasa sedikit bersalah.

"Ndak ko mba, aku masih ngerjakan tugas. Ya sudah nanti hati-hati ya mba dari terminal, sudah malam jangan ngebut-ngebut. Kalau sudah di depan kos telepon aku ya mba." lalu percakapan pun usai ditutup dengan salam.

***

Aku memang cukup berani untuk bepergian malam seperti ini, hijab panjangku sepertinya benar-benar menjadi malaikat Allah yang melindungiku. Di jaman seperti ini kita memang harus pandai menjaga diri, selain karena perintah agama, hijab syar'iku ini juga bermanfaat sebagai penawar hawa nafsu lelaki yang binasa. Tapi mungkin ini juga yang menjadikan teman-teman laki-lakiku yang pandai agama sedikit terpikat. Terkadang aku merasa takut akan murkaNya, seharusnya hijab ini mengalihkan perhatian dari kecantikan, bukan malah menariknya. Tapi apa daya aku telah berusaha, perasaan manusia kan tak bisa ku atur semauku. 

Sunday 20 July 2014

Pertemuan Kita

Aku bertanya-tanya
Kira-kira seperti apa cara Tuhan mempertemukan kita?

Apakah kita akan bertemu di hari senja?
Saat hiruk pikuk dan desak dalam bis kota
Memberimu tempat duduk karena kau terlihat begitu lelah
Ataukah di hari hujan deras melanda?
Saat kita berteduh di suatu tempat yang sama
Lalu aku memberikan handuk untuk mengeringkan hijabmu yang basah
Ataukah di malam hari bulan purnama?
Saat kita hendak saling menyebrangi jalan raya
Lalu aku masih terpaku melihatmu meski lampu sudah tidak lagi merah

Aku bertanya-tanya
Kira-kira seperti apa cara Tuhan mempertemukan kita?

Apakah mungkin kita pernah berada lingkungan yang sama?
Atau mungkin pernah duduk di kelas yang sama?
Atau mungkin pernah beramanah di kepanitiaan yang sama?
Atau mungkin juga pernah melakukan perjalanan yang jauh bersama?

Sungguh menarik memikirkan bagaimana Tuhan mempertemukan kita
Karena Tuhan selalu punya cara untuk mengejutkan hati kita

Friday 18 July 2014

Prolog 1: Cerita Sam

cinta kita laksana samudera angkasa
begitu luas tak terbatas

"akulah samudera hatimu, tempat dimana kau mengarungi bahtera perjalananmu, elemen yang akan menyembuhkan segala rasa sakitmu. akulah samudera hatimu." ~ Samuel A. Fatih

Udara dingin masih menusuk tulangku pagi ini. Bau tanah bekas hujan tadi malam, daun gugur berserakan yang ditiup angin, dan sinar mentari yang menyusup lewat celah-celah sempit di antara dedaunan di ranting. Ini masih jam enam pagi, tapi di kota ini langit sudah sangat terang layaknya jam 7 di kampung halamanku. Tinggal satu tahun lagi, hanya tinggal satu tahun lagi hidupku di kota ini akan selesai. Ini sudah tahun ketiga masa kuliahku, aku harus lulus tahun depan agar aku dapat pulang. Karena setiap perantauan sejatinya hanya untuk kembali ke kampung halaman.

"Sam! Tugas kemarin sudah?" temanku menyapa pagi ini dengan muka bantalnya.

"Sudah, tapi nanti dulu ya. Ada yang masih ingin aku perbaiki dulu, tadi ndak sempat soalnya aku terburu-buru." balasku.

Celana jeans hitam masih menjadi ciri khasku. Kemeja panjang berbalut kardigan abu-abu rasanya cukup untuk menghangatkanku dari udara dingin hari ini. Aku bukan mahasiswa yang populer, aku tidak cukup tampan dan keren untuk laki-laki seusiaku. Gaya berpakaianku juga tidak cukup up to date dibanding teman-temanku. Tapi teman-temanku tahu sedikit banyak ada beberapa adik tingkat yang mengagumi pribadiku.

***

"Mas Sam, kami mau mengingatkan besok mas mengisi materi jam delapan pagi." pagi ini sms seperti ini sudah masuk menambah daftar pesan dalam ponselku. Meski tak cukup populer dengan penampilanku, tapi alhamdulillah aku masih bisa berbagi ilmu dengan mereka yang terinspirasi dengan tulisan dan aktivitasku. Mungkin ini yang membuat teman-temanku heran, mengapa tidak kupilih saja satu di antara adik tingkatku untuk menemani keseharianku? ya, menjadi seorang kekasih. Tidak, aku tak punya cukup waktu untuk mengurusi hal seperti ini. Terlebih lagi, aku takut membuat Tuhan cemburu dengan pilihan seperti itu. Meski tak dapat ku pungkiri, ada sesosok gadis berkerudung panjang yang telah memanusiakanku. Menumbuhkan perasaan yang fitrah di hati manusia.

lanjutkan membaca »

Thursday 17 July 2014

Samudera Angkasa

Bismillahirohmaanirrohiim. Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang. Saat ini aku akan memulai sebuah story-project berjudul Samudera Angkasa. Cerita ini akan berkisah tentang dua anak manusia yang menjalani kisah cintanya kepada Tuhan, bukan cerita cinta yang berbau pacaran. Penasaran seperti apa ceritanya? ikuti terus Samudera Angkasa yang akan terbit seminggu sekali setiap hari Jumat siang jam 14:04. Salam Samudera Angkasa :)

Wednesday 16 July 2014

Kultwit Ustadz Felix Siauw: Cukup untuk Menikah

dari @felixsiauw, semoga Allah melimpahkan rahmatNya agar beliau dapat selalu berbagi manfaat untuk ummat. 

1. banyak yang mau nikah tapi terhalang biaya | padahal nikah pas belum kecukupan justru lebih enak

2. kenapa lebih enak nikah pas belum kecukupan? | karena Allah akan cukupkan, dan pendamping kita teruji dalam kesusahan

3. karena dalam hidup seringkali kita harus siap pada yang paling pahit | supaya bisa merasakan enaknya yang manis dan yang legit

4. tapi ya jelas harus ada syaratnya, niat nikahnya bener-bener karena Allah | dan pasangan ini harus taat secara total kepada Allah

5. gara-gara belum merasa "cukup" banyak lelaki nunda nikah | padahal yang bikin "cukup" hakiki itu ya istri, bukan yang lain

6. "aku belum punya apa-apa, tapi aku tawarkan ketaatan pada Allah, yang dengan itu, aku nggak bakal nelantarin keluargaku" | gentle tuh

7. "aku memang belum siapa-siapa, tapi aku mau ambil kamu dari ayahmu dengan amanah, melindungi dan menafkahimu layaknya ayahmu" | gentle..

8. setidaknya, menikah saat kita masih kekurangan | memastikan bahwa
Muslimah itu mau sama kita karena takwa, bukan karena harta

Monday 14 July 2014

Kultwit Salim A. Fillah: Salah Kaprah Maasyaa Allah dan Subhanallah

dari @salimafillah, semoga Allah melimpahkan rahmatNya agar beliau dapat selalu berbagi manfaat untuk ummat. 

1. Secara umum, menyebut asma Allah & berdzikir kepadaNya ialah kebaikan tertuntunkan. Menyertakan Allah dalam tiap kejadian adalah niscaya. 

2. Dan tiap penyebutan nama Allah yang bermakna khusus tentu memiliki tempat sesuai tuntunan. Semisal; Istirja' diucap saat kita bermusibah. 

3. Nah; bagaimana dengan ucapan "SubhanaLlah" & "MasyaaLlah"? Ada 2 yang mengikatnya; tuntunan Quran-Sunnah & kebiasaan dalam Bahasa Arab. 

4. Al Quran menuturkan; SubhanaLlah digunakan dalam mensucikan Allah dari hal yang tak pantas. "Maha Suci Allah dari mempunyai anak, dari.. 

5. ..apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan, dll." Ayat-ayat berkomposisi ini sangatlah banyak. Juga, SubhanaLlah digunakan untuk.. 

6. ..mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik (QS 34: 40-41), dihinakannya Allah tersebab kita (QS 12: 108) dll. 

7. Bukankah ada juga pe-Maha Suci-an Allah dalam hal menakjubkan? Uniknya, Al Quran menuturnya dengan kata ganti kedua (QS 3: 191), atau.. 

8. ..kata ganti ketiga yang tak langsung menyebut asma Allah (QS 17: 1 dll). Sedangkan ia juga terpakai pada; me-Maha Suci-kan Allah dalam.. 

9. ..menyaksikan bencana & mengakui kezhaliman diri (QS 68: 29), menolak fitnah keji yang menimpa saudara (QS 24: 16). Bagaimana Hadits-nya? 

lanjutkan membaca 
»

Friday 4 July 2014

Maasyaa Allah dan Subhanallah: Jangan Salah Kaprah!

Maasyaa Allahsungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud

Subhanallah - maha suci Allah

Seringkali kita umat islam mengatakan maasyaa Allah saat melihat sesuatu yang buruk, dan mengucapkan subhanallah saat melihat sesuatu yang baik, tapi apakah selama ini yang kita ucapkan sudah tepat penggunaannya? Mari kita telusuri lebih dalam.

"Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaa Allah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?" (QS. Al Kahfi : 39)

Pada ayat tersebut menjelaskan kejadian baik yang diterima seorang hamba tentang kebunnya (baca dan pahami lengkapnya pada ayat 32 s.d. 44). Maka hendaknya seseorang mengucapkan maasyaa Allah saat melihat sesuatu yang baik. Begitupun dengan kebiasaan orang Arab yang notabene nya lebih paham dibanding kita tentang bahasa mereka, seperti yang dijelaskan Salim A. Fillah dalam kultwitnya bahwasanya mereka selalu mengucap maasyaa Allah saat melihat sesuatu yang baik.

Bukankah biasanya orang-orang berkata subhanallah saat melihat sesuatu yang baik? Iya, kebanyakan orang Indonesia memang seperti itu, allahualam. Mari simak ayat berikut ini.

lanjutkan membaca »

Sunday 29 June 2014

Jangan Lari dari Amanah! Bagian 2

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Thabrani dan Daruqutni)

"Jangan lari dari amanah!" Kalimat itu masih kuingat jelas dan sampai saat ini masih menjadi salah satu prinsip hidupku. Rezeki pertama yang aku dapetin ternyata baru bagian kecil dari nikmat-nikmat selanjutnya.

Singkat cerita waktu di SMA dulu kami siswa-siswi dijanjikan akan mendapatkan uang senilai Rp 100.000,00 buat setiap nilai 10 di UN kami. Jelas jadi motivasi besar buat kami, termasuk aku yang mungkin cukup pas-pasan dalam urusan nilai try out selama ini. Aman setelah dapet kepastian tempat cadangan kuliah, nunggu hasil UN pun jadi terasa ringan buatku. Ngejar posisi pertama lulusan SMA masih jadi mimpi walaupun jelas berat banget, temenku sendiri si Ihsan aja udah pasti jadi saingan besar buat aku.


***

"Allah tidak tidur kawan!" ucapan ini selalu meyakinkan aku akan surat muhammad ayat tujuh, jika kita menolong agama Allah niscaya Allah akan menolong kita dan meneguhkan keduduka kita. Jadi, selama aku masih jalanin semua perintahNya dan jauhin laranganNya ditambah kesibukanku sama amanah yang ngga aku tinggal karena aku yakin sama surat muhammad itu, insyaAllah pasti Allah akan ngasih yang terbaik juga buatku.

Malam pengumuman hasil UN aku dan Ihsan sama-sama ngga tidur dan mantengin komputer sambil ngechat via facebook. Kami harus masukin nomer peserta ujian kami di web sekolah buat ngecek hasil ujian kami. Alhamdulillah, kami lulus. Ihsan punya target matematikanya dapet 10, aku punya target fisikaku yang dapet 10, tapi kita sama-sama ngga dapet 10. Ihsan pun mulai dengan keisengannya masukin  nomer peserta ujian lain, lumayan gampang karena passwordnya hanya tanggal lahir yang bisa kita liat dari facebooknya masing-masing. Setelah hampir setengah jam stalking-stalking Ihsan pun bilang, "kita ngga masuk 10 besar UN ran." Oke baiklah berarti belom rezekinya. Di sekolahku dulu ada tradisi setiap wisuda nanti 10 lulusan terbaik nanti dapet penghargaan dari sekolah. Awalnya aku udah tau kalo ternyata lulusan terbaik itu diambil dari nilai UN dan UAS, makanya sebelum pengumuman hasil UN ini aku cukup ngotot maksimalin nilai untuk UASku, baru kali itu aku mau ujian bener-bener getol belajar.

lanjutkan membaca »

Saturday 28 June 2014

Re-post: Best Friend

Orang-orang selalu berkata bahwa tidak ada satupun manusia yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, dan itu memang benar karena pada hakikatnya manusia butuh orang lain untuk melengkapi kekurangannya. Terlebih lagi setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, pasti punya seorang sahabat yang paling dia percaya. Orang yang siap mengulurkan tangannya saat kita terjatuh, yang siap berjaga di saat kita terlelap. Begitupun aku, aku punya seorang sahabat yang sangat aku percaya di masa-masa SMA ini.

Muhammad Ihsan Prasetio
Itulah namanya. Sosok yang lebih akrab dipanggil dengan nama Ihsan ini adalah seorang yang akhirnya kusadari telah banyak berperan dalam hidupku, terutama di masa-masa SMA ini. Meski bukan dari kelas yang sama saat awal masuk SMA, namun kami selalu sekelas dalam dua tahun terakhir ini, dan lebih dari itu kami adalah teman sebangku. Awal perkenalan kami adalah saat kelas X kami berada dalam satu ekskul yang sama. Meski saat itu belum terlalu dekat, tapi jelas kami mengenal satu sama lain. Dan ternyata kami dipertemukan saat kelas XI dan lagi saat kelas XII.

Bukan Ihsan bila tanpa seribu kelebihan. Penampilannya sehari-hari mencerminkan pribadi dirinya yang begitu serius dalam pendidikannya, caranya berbicara menunjukkan betapa tinggi intelektualnya, dan caranya bersikap melambangkan kesempurnaannya dalam bidang akademisnya. Awal kekagumanku pada kepandaiannya adalah saat ulangan Matematika pertama kali saat kelas X. Bukan main sulitnya soal yang diberikan saat itu, sampai-sampai aku yang sangat yakin dengan pelajaran ini pun tak sanggup mencapai nilai sempurna. Tapi Ihsan, namanya terdengar hingga ke seluruh sekolah sebagai salah satu murid yang mendapat nilai sempurna. Aku yang saat MOS mengejek penampilannya yang terlihat kurang biasa, sangat malu dan menyesal telah meremehkannya. Terus dan terus ia kembangkan keahlian dan kecakapannya dalam bidang ini. Hingga saat seleksi OSN, dia maju sebagai wakil SMA 12 yang mampu mencapai tingkat provinsi. Aku yang saat itu juga mencapai tingkat yang sama dalam bidang Kebumian, mendapat kesempatan untuk mengenal lebih jauh dengan dirinya lewat pembinaan OSN se-Jakarta Timur yang diadakan di Cibodas. Tiga hari disana benar-benar memberikan kesan istimewa untuk mengenal sosok dirinya yang penuh misteri. Dan semua usahanya pun tak pernah sia-sia, sekarang ia sudah diterima di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia dalam bidang yang ternama pula lewat jalur khusus, dimana lagi kalau bukan di Matematika Universitas Indonesia.

Jangan Lari dari Amanah!

"Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(QS. Muhammad : 7) 


Di malam pertama ramadhan ini entah mengapa aku keinget sama rangkaian kejadian luar biasa yang kualami empat tahun silam. Ini bukan kisah tentang ramadhan ataupun puasa, tapi semoga cerita ini bisa ngasih manfaat buat kita semua. Kisah ini tentang keajaiban "segenggam amanah".


Jadi siswa SMA kelas XI saat itu mungkin adalah masa-masa terbaik waktu aku masih memegang amanah baik di ROHIS maupun di OSIS. Sampe akhirnya dimulailah tahun ajaran baru dan tonggak perjuangan harus direlakan kepada mereka adik-adik kelas. Berat karena masih pengen beramanah, tapi apa daya roda perjuangan harus terus berputar kan?

***

"Sesibuk apapun antum di kelas tiga nanti, jangan pernah lari dari amanah!", itulah kalimat yang nancep banget di dalam otakku. Waktu itu Ka Ario lagi ngasih materi persiapan menuju bangku kuliah buat kami siswa-siswi yang baru aja naik ke kelas XII. Sederhana tapi dalam banget maknanya. Emang udah jadi hukum alam ya kayanya pas kita ada di level terakhir dari suatu jenjang pendidikan, kita bakalan berusaha lebih fokus persiapin diri menuju ujian akhir, dalam kasus ini buat anak SMA yaitu UN. Tapi ngga semua orang sepertinya.

Tidak seperti kebanyakan teman-temanku, aku mungkin salah satu dari mereka yang sama sekali ngga ikut bimbel ataupun les privat buat persiapan menuju UN. Pintar? Ngga. Malas? Mungkin iya. Bagiku buat pulang pergi dari rumah ke sekolah aja aku udah ngabisin banyak waktu. Tiap hari harus berangkat abis sholat subuh, pulang Maghrib aja kayanya udah paling cepet. Kalau harus ditambah bimbel atau les privat, ah mungkin aku lebih baik minta pindah sekolah aja.

Friday 27 June 2014

Hello World :))

Saatnya mengucapkan salam kembali kepada dunia lewat tulisan dari blog ini. Hampir genap empat tahun sejak terakhir kali aku menuliskan segala sesuatu dalam hidupku dalam sebuah blog. Kesibukan kuliah dan organisasi selama di kampus memang tidak memungkinkan bagiku untuk banyak menulis seperti dulu, padahal cukup banyak cerita yang dapat aku tuliskan disini.

Sekarang saat tidak ada lagi alasan untuk tidak menulis, saat tidak ada lagi kesempatan mengulang masa lalu, aku mencoba kembali ke dunia ini. Dengan konsep baru dari blog ini hanya satu harapanku agar semoga tulisan-tulisan ini dapat menjadi inspirasi bagi yang membacanya.

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh :)