Maasyaa Allah - sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud
Subhanallah - maha suci Allah
Seringkali kita umat islam mengatakan maasyaa Allah saat melihat sesuatu yang buruk, dan mengucapkan subhanallah saat melihat sesuatu yang baik, tapi apakah selama ini yang kita ucapkan sudah tepat penggunaannya? Mari kita telusuri lebih dalam.
"Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaa Allah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?" (QS. Al Kahfi : 39)
Pada ayat tersebut menjelaskan kejadian baik yang diterima seorang hamba tentang kebunnya (baca dan pahami lengkapnya pada ayat 32 s.d. 44). Maka hendaknya seseorang mengucapkan maasyaa Allah saat melihat sesuatu yang baik. Begitupun dengan kebiasaan orang Arab yang notabene nya lebih paham dibanding kita tentang bahasa mereka, seperti yang dijelaskan Salim A. Fillah dalam kultwitnya bahwasanya mereka selalu mengucap maasyaa Allah saat melihat sesuatu yang baik.
Bukankah biasanya orang-orang berkata subhanallah saat melihat sesuatu yang baik? Iya, kebanyakan orang Indonesia memang seperti itu, allahualam. Mari simak ayat berikut ini.
lanjutkan membaca »
“. . . Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak . . .” (QS. An Nisaa: 171)
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: ”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikatitu menjawab: “Mahasuci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (QS. Saba’: 40-41).
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau (dari menciptakan hal yang sia-sia), maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 109).
Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa kalimat subhanallah digunakan untuk mensucikan Allah dari segala perbuatan yang mengandung syirik. Jadi, kata subhanallah lebih tepat digunakan untuk melihat sesuatu yang buruk, terutama apabila mengandung unsur syirik di dalamnya. Sekali lagi, sesuai dengan kebiasaan orang Arab yang notabene nya lebih paham dibanding kita tentang bahasa mereka, seperti yang dijelaskan Salim A. Fillah dalam kultwitnya bahwasanya mereka terkejut saat seseorang berkata subhanallah terhadap perkataan mereka sebelumnya, dan langsung meminta maaf apabila kata-kata mereka ada yang salah terhadap orang tersebut. Karena mungkin memang kalimat subhanallah mereka ucapkan saat melihat sesuatu yang buruk, bukan sesuatu yang baik.
Lalu apabila selama ini kita salah dalam penggunaannya apakah kita berdosa? InsyaAllah tidak, karena Allah tahu maksud kita. Allah juga tahu bahwa saat itu kita masih belum mendapat hidayahnya tentang materi ini. Tapi, setelah mengetahui maka menjadi wajib hukumnya kita menggunakan dengan benar.
Aplikasinya apabila kita pergi ke puncak gunung lalu melihat suatu keindahan, maka ucapkanlah maasyaa Allah, bukan subhanallah. Lalu saat kita melihat sesuatu yang buruk seperti kesombongan manusia terlebih berita yang menyekutukan Allah, maka kataka subhanallah. Lalu bagaimana saat kita melihat atau mendengar kabar bencana? Katakanlah innalillahi wa innailaihi rojiuun, masih ingat kan? Semoga bermanfaat, Allahualam :)
Bukankah biasanya orang-orang berkata subhanallah saat melihat sesuatu yang baik? Iya, kebanyakan orang Indonesia memang seperti itu, allahualam. Mari simak ayat berikut ini.
lanjutkan membaca »
“. . . Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak . . .” (QS. An Nisaa: 171)
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: ”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikatitu menjawab: “Mahasuci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (QS. Saba’: 40-41).
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau (dari menciptakan hal yang sia-sia), maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 109).
Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa kalimat subhanallah digunakan untuk mensucikan Allah dari segala perbuatan yang mengandung syirik. Jadi, kata subhanallah lebih tepat digunakan untuk melihat sesuatu yang buruk, terutama apabila mengandung unsur syirik di dalamnya. Sekali lagi, sesuai dengan kebiasaan orang Arab yang notabene nya lebih paham dibanding kita tentang bahasa mereka, seperti yang dijelaskan Salim A. Fillah dalam kultwitnya bahwasanya mereka terkejut saat seseorang berkata subhanallah terhadap perkataan mereka sebelumnya, dan langsung meminta maaf apabila kata-kata mereka ada yang salah terhadap orang tersebut. Karena mungkin memang kalimat subhanallah mereka ucapkan saat melihat sesuatu yang buruk, bukan sesuatu yang baik.
Lalu apabila selama ini kita salah dalam penggunaannya apakah kita berdosa? InsyaAllah tidak, karena Allah tahu maksud kita. Allah juga tahu bahwa saat itu kita masih belum mendapat hidayahnya tentang materi ini. Tapi, setelah mengetahui maka menjadi wajib hukumnya kita menggunakan dengan benar.
Aplikasinya apabila kita pergi ke puncak gunung lalu melihat suatu keindahan, maka ucapkanlah maasyaa Allah, bukan subhanallah. Lalu saat kita melihat sesuatu yang buruk seperti kesombongan manusia terlebih berita yang menyekutukan Allah, maka kataka subhanallah. Lalu bagaimana saat kita melihat atau mendengar kabar bencana? Katakanlah innalillahi wa innailaihi rojiuun, masih ingat kan? Semoga bermanfaat, Allahualam :)
0 comments:
Post a Comment