Orang-orang selalu
berkata bahwa tidak ada satupun manusia yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain, dan itu memang benar karena pada hakikatnya manusia butuh orang
lain untuk melengkapi kekurangannya. Terlebih lagi setiap orang, baik laki-laki
maupun perempuan, pasti punya seorang sahabat yang paling dia percaya. Orang
yang siap mengulurkan tangannya saat kita terjatuh, yang siap berjaga di saat
kita terlelap. Begitupun aku, aku punya seorang sahabat yang sangat aku percaya
di masa-masa SMA ini.
Muhammad Ihsan Prasetio
Itulah namanya. Sosok
yang lebih akrab dipanggil dengan nama Ihsan ini adalah
seorang yang akhirnya kusadari telah banyak berperan dalam hidupku, terutama di
masa-masa SMA ini. Meski bukan dari kelas yang sama saat awal masuk SMA, namun
kami selalu sekelas dalam dua tahun terakhir ini, dan lebih dari itu kami
adalah teman sebangku. Awal perkenalan kami adalah saat kelas X kami berada
dalam satu ekskul yang sama. Meski saat itu belum terlalu dekat, tapi jelas
kami mengenal satu sama lain. Dan ternyata kami dipertemukan saat kelas XI dan
lagi saat kelas XII.
Bukan Ihsan bila tanpa seribu kelebihan.
Penampilannya sehari-hari mencerminkan pribadi dirinya yang begitu serius dalam
pendidikannya, caranya berbicara menunjukkan betapa tinggi intelektualnya, dan
caranya bersikap melambangkan kesempurnaannya dalam bidang akademisnya. Awal
kekagumanku pada kepandaiannya adalah saat ulangan Matematika pertama kali
saat kelas X. Bukan main sulitnya soal yang diberikan saat itu, sampai-sampai
aku yang sangat yakin dengan pelajaran ini pun tak sanggup mencapai nilai
sempurna. Tapi Ihsan, namanya terdengar hingga ke seluruh
sekolah sebagai salah satu murid yang mendapat nilai sempurna. Aku yang saat
MOS mengejek penampilannya yang terlihat kurang biasa, sangat malu dan menyesal
telah meremehkannya. Terus dan terus ia kembangkan keahlian dan kecakapannya
dalam bidang ini. Hingga saat seleksi OSN, dia maju sebagai wakil SMA 12 yang
mampu mencapai tingkat provinsi. Aku yang saat itu juga mencapai tingkat yang
sama dalam bidang Kebumian, mendapat kesempatan untuk mengenal lebih jauh
dengan dirinya lewat pembinaan OSN se-Jakarta Timur yang diadakan di Cibodas.
Tiga hari disana benar-benar memberikan kesan istimewa untuk mengenal sosok
dirinya yang penuh misteri. Dan semua usahanya pun tak pernah sia-sia, sekarang
ia sudah diterima di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia dalam
bidang yang ternama pula lewat jalur khusus, dimana lagi kalau bukan di
Matematika Universitas Indonesia.
ROHIS adalah ekskul yang mempertemukan kami di masa-masa SMA. Awalnya
aku sempat bingung mengapa orang sepintar dia harus memilih ROHIS, padahal ada
ekskul KIR yang mungkin bisa menyalurkan kemampuannya di bidang akademis. Namun
ada hal yang ternyata membuatnya berada di ekskul ini. Sosoknya yang religius
benar-benar melambangkan kecintaannya terhadap Islam. Dan selama masa-masa SMA,
hanya dia yang secara istiqomah memakai peci atau kopiah di hari jum'at.
Sungguh kebiasaan yang patut diacungi jempol, karena tidak semua orang bisa
melakukan kebiasaan itu. Pengetahuannya tentang agama pun tidak bisa dipandang
sebelah mata. Kemampuannya di bidang ini telah mengantarkan dirinya menjadi
pengurus MPK dalam bidang agama dan kepercayaan. Keteguhannya menjalankan
ibadah mencerminkan sosoknya yang terjaga dari perbuatan buruk yang sangat
rentan menyerang kepribadian di usianya.
Bagiku, Ihsan adalah sosok yang sempurna untuk
seorang sahabat. Dibalik kekurangannya sebagai seorang manusia, dia mampu
memenuhi bagian yang tak terpenuhi olehku. Segala kepribadiannya adalah
tantangan bagiku untuk bisa mengalahkan dirinya. Mungkin banyak orang yang
menganggap aku hanya memanfaatkannya karena kepandaiannya, namun Ihsan sendirilah
yang menepis anggapan-anggapan itu. Tidak jarang aku membantunya dalam hal-hal
yang menjadi kekurangannya, namun lebih sering dia melakukan itu untukku. Bukan
seorang sahabat bila tidak mengerti keadaan sahabatnya. Dengan segala
kerendahan hati dan kepekaannya, banyak masalah yang kubagi dengannya. Meski di
masa depan dia adalah sainganku, namun tak akan menghilangkan penghargaanku untuknya
sebagai seorang sahabat sejati.
Terima kasih SAHABAT :')
0 comments:
Post a Comment