Mari Menginspirasi! Oh Ternyata! Perjalanan Hati

Saturday, 28 June 2014

Re-post: Best Friend

Orang-orang selalu berkata bahwa tidak ada satupun manusia yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, dan itu memang benar karena pada hakikatnya manusia butuh orang lain untuk melengkapi kekurangannya. Terlebih lagi setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, pasti punya seorang sahabat yang paling dia percaya. Orang yang siap mengulurkan tangannya saat kita terjatuh, yang siap berjaga di saat kita terlelap. Begitupun aku, aku punya seorang sahabat yang sangat aku percaya di masa-masa SMA ini.

Muhammad Ihsan Prasetio
Itulah namanya. Sosok yang lebih akrab dipanggil dengan nama Ihsan ini adalah seorang yang akhirnya kusadari telah banyak berperan dalam hidupku, terutama di masa-masa SMA ini. Meski bukan dari kelas yang sama saat awal masuk SMA, namun kami selalu sekelas dalam dua tahun terakhir ini, dan lebih dari itu kami adalah teman sebangku. Awal perkenalan kami adalah saat kelas X kami berada dalam satu ekskul yang sama. Meski saat itu belum terlalu dekat, tapi jelas kami mengenal satu sama lain. Dan ternyata kami dipertemukan saat kelas XI dan lagi saat kelas XII.

Bukan Ihsan bila tanpa seribu kelebihan. Penampilannya sehari-hari mencerminkan pribadi dirinya yang begitu serius dalam pendidikannya, caranya berbicara menunjukkan betapa tinggi intelektualnya, dan caranya bersikap melambangkan kesempurnaannya dalam bidang akademisnya. Awal kekagumanku pada kepandaiannya adalah saat ulangan Matematika pertama kali saat kelas X. Bukan main sulitnya soal yang diberikan saat itu, sampai-sampai aku yang sangat yakin dengan pelajaran ini pun tak sanggup mencapai nilai sempurna. Tapi Ihsan, namanya terdengar hingga ke seluruh sekolah sebagai salah satu murid yang mendapat nilai sempurna. Aku yang saat MOS mengejek penampilannya yang terlihat kurang biasa, sangat malu dan menyesal telah meremehkannya. Terus dan terus ia kembangkan keahlian dan kecakapannya dalam bidang ini. Hingga saat seleksi OSN, dia maju sebagai wakil SMA 12 yang mampu mencapai tingkat provinsi. Aku yang saat itu juga mencapai tingkat yang sama dalam bidang Kebumian, mendapat kesempatan untuk mengenal lebih jauh dengan dirinya lewat pembinaan OSN se-Jakarta Timur yang diadakan di Cibodas. Tiga hari disana benar-benar memberikan kesan istimewa untuk mengenal sosok dirinya yang penuh misteri. Dan semua usahanya pun tak pernah sia-sia, sekarang ia sudah diterima di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia dalam bidang yang ternama pula lewat jalur khusus, dimana lagi kalau bukan di Matematika Universitas Indonesia.


ROHIS adalah ekskul yang mempertemukan kami di masa-masa SMA. Awalnya aku sempat bingung mengapa orang sepintar dia harus memilih ROHIS, padahal ada ekskul KIR yang mungkin bisa menyalurkan kemampuannya di bidang akademis. Namun ada hal yang ternyata membuatnya berada di ekskul ini. Sosoknya yang religius benar-benar melambangkan kecintaannya terhadap Islam. Dan selama masa-masa SMA, hanya dia yang secara istiqomah memakai peci atau kopiah di hari jum'at. Sungguh kebiasaan yang patut diacungi jempol, karena tidak semua orang bisa melakukan kebiasaan itu. Pengetahuannya tentang agama pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Kemampuannya di bidang ini telah mengantarkan dirinya menjadi pengurus MPK dalam bidang agama dan kepercayaan. Keteguhannya menjalankan ibadah mencerminkan sosoknya yang terjaga dari perbuatan buruk yang sangat rentan menyerang kepribadian di usianya. 

Bagiku, Ihsan adalah sosok yang sempurna untuk seorang sahabat. Dibalik kekurangannya sebagai seorang manusia, dia mampu memenuhi bagian yang tak terpenuhi olehku. Segala kepribadiannya adalah tantangan bagiku untuk bisa mengalahkan dirinya. Mungkin banyak orang yang menganggap aku hanya memanfaatkannya karena kepandaiannya, namun Ihsan sendirilah yang menepis anggapan-anggapan itu. Tidak jarang aku membantunya dalam hal-hal yang menjadi kekurangannya, namun lebih sering dia melakukan itu untukku. Bukan seorang sahabat bila tidak mengerti keadaan sahabatnya. Dengan segala kerendahan hati dan kepekaannya, banyak masalah yang kubagi dengannya. Meski di masa depan dia adalah sainganku, namun tak akan menghilangkan penghargaanku untuknya sebagai seorang sahabat sejati.



Terima kasih SAHABAT :')

0 comments: